Investasi Sektor Properti Naik 12% Tembus Rp 36,1 Triliun
Investasi Sektor Properti Naik 12% Tembus Rp 36,1 Triliun
Beritasatu.com - Realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA) di sektor properti sepanjang kuartal I 2023 naik 12% menjadi Rp 36,14 triliun dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp 32,15 triliun Investasi properti mencakup perumahan, kawasan industri, perkantoran, hotel, dan restoran.
“Saya melihat ada tiga faktor pemicu realisasi investasi itu. Pertama, bisnis properti terbukti sudah pulih sejak tahun lalu dan tahun ini akan semakin kuat pertumbuhannya walaupun ada pemilu,” ujar pengamat bisnis properti Panangian Simanungkalit kepada Investor Daily saat dihubungi dari Jakarta, baru-baru ini.
Faktor kedua, urai dia, investor asing maupun lokal optimistis terhadap pertumbuhan PDB Indonesia tahun ini di angka 5,2% atau sama dengan thn lalu. “Ketiga, terbukti bahwa bisnis properti dan politik itu sudah decoupling atau terpisah satu dengan yang lain. Ini sudah terjadi sejak tahun 2004,” papar Panangian.
Mengutip data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), subsektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran merupakan penyumbang terbesar, yakni sekitar Rp 28 triliun atau sekitar 77% dari total investasi properti. Lalu, hotel dan restoran menyumbang 23%, yakni sekitar Rp 8 triliun.
Menurut Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, berdasarkan sektor usaha, pada kuartal I 2023, lima besar realisasi investasi berasal dari sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatan sebesar Rp 46,7 triliun.
Lalu, sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar Rp 36,1 triliun dan sektor pertambangan sebesar Rp 33,5 triliun. Kemudian, sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran sebesar Rp 27,9 triliun. Selain itu, sektor industri kimia dan farmasi sebesar Rp 22,6 triliun. “Secara keseluruhan, sektor industri pengolahan berkontribusi sebesar 42,5% dari total capaian realisasi investasi kuartal I 2023,” kata dia.
Data BKPM memperlihatkan bahwa perumahan, kawasan industri, dan perkantoran tercatat tumbuh 12% per akhir Maret 2023 dibandingkan periode sama 2022, yaitu dari Rp 25 triliun menjadi Rp 28 triliun. “Pertumbuhan ketiga subsektor properti itu tidak terganggu oleh kenaikan tingkat inflasi dan BI 7DRR belakangan ini, sebab pertumbuhan itu ditopang oleh stabil dan kuatnya pertumbuhan PDB sejak tahun lalu hingga tahun ini yang berada di angka 5,3%,” kata Panangian.
Lalu, masih mengutip data BKPM, Di lini hotel dan restoran, tumbuh sekitar 11%, dari semula Rp 7,23 triliun menjadi sekitar Rp 8 triliun.
Panangian yakin tren investasi hingga akhir 2023 tidak akan turun meskipun sekarang adalah tahun politik. “Pemerintah masih perlu memberlakukan insentif PPN DTP seperti tahun-tahun sebelumnya, agar kontribusi sektor properti terhadap perekonomian Indonesia semakin optimal pada 2023 dan tahun depan,” harap Panangian.
Di sisi lain, dia juga berharap agar para pengembang meyakinkan para tenaga sales-nya di lapangan, supaya jangan lagi pecaya pada mitos bahwa penjualan properti terganggu oleh kegiatan pemilihan umum (pemilu) dan pemilihan presiden (pilpres).
sumber: https://www.beritasatu.com/ekonomi/1042346/investasi-sektor-properti-naik-12-tembus-rp-361-triliun
Baca juga
Pengusaha Timur Tengah Butuh 15 Ton Robusta
Properti Pasca pandemi COVID-19
Perubahan Pasar Properti Pasca Pandemi Covid-19
Silaturahmi dan Halal Bihalal ke Sultan Iskandar Muda Palembang
Wujudkan Mimpi Pekerja Informal di Sumsel Miliki Rumah Rakyat Go Green